![]() |
Pelaku Usaha Keluhkan Buruknya Pelayanan Bea Cukai Badau |
SUARAMILENIALKALBARNEWS.COM (KAPUAS HULU) - Kegiatan
ekspor melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau kian menunjukkan potensi
menjanjikan bagi para pelaku usaha, baik skala UMKM maupun perseroan. Dengan
dukungan jalur darat langsung ke Malaysia, pelaku ekspor dapat meningkatkan
daya saing komoditas nasional, khususnya produk turunan sawit yang melimpah di
wilayah perbatasan Indonesia Badau, Kamis (21 Mei 2025).
Namun, potensi besar ini
tampaknya tidak selaras dengan realita di lapangan. Para pelaku ekspor
menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bea
Cukai Badau.
Terutama, sorotan tajam diarahkan
pada Kepala Bea Cukai Badau yang dinilai tidak profesional dan justru menjadi
hambatan utama dalam proses ekspor.
"Kami sudah memenuhi semua
aspek administratif dan jadwal sesuai arahan pihak Bea Cukai, tapi justru
pelayanan yang kami dapatkan sangat lamban, membingungkan, dan terkesan tidak
memiliki niat mendukung," ujar salah satu eksportir yang enggan disebutkan
namanya.
Padahal, sesuai dengan visi
Kementerian Keuangan untuk meningkatkan penerimaan negara melalui devisa
ekspor, institusi Bea Cukai seharusnya menjadi garda terdepan dalam memberikan
dukungan penuh.
Sayangnya, para pelaku usaha
menilai bahwa pelayanan di PLBN Badau justru bertolak belakang dari tagline
"Siap Melayani" yang diusung oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Kondisi ini bukan hanya
menyebabkan kerugian materiil dan waktu, tetapi juga berdampak buruk terhadap
kepercayaan negara tetangga seperti Malaysia. Beberapa eksportir mengungkapkan
kekhawatiran bahwa mitra dagang luar negeri akan menilai Indonesia sebagai
negara yang tidak siap mendukung kelancaran ekspor, meski seluruh prosedur
telah dipatuhi.
Pelaku usaha berharap agar
pemerintah pusat segera turun tangan dan mengevaluasi kinerja Bea Cukai di
wilayah perbatasan, terutama di PLBN Badau. Dukungan nyata sangat dibutuhkan
agar semangat membangun negeri melalui kontribusi ekspor tidak terhenti oleh
buruknya birokrasi dan kepemimpinan di lapangan. (tim liputan).
Editor : Putri
Social Header